Senin, 11 Oktober 2010

Contoh Proses Produksi yang Ramah Lingkungan

Jumlah populasi penduduk bumi terus meningkat dengan pesat, menurut sensus WHO bulan Mei 2009 diperkirakan telah mencapai 6,9 milyar. Sementara itu ketersediaan sumber daya alam relatif tetap, sehingga manusia perlu lebih bijaksana untuk mengatasi masalah-masalah keterbatasan sumber daya alam.

Pabrik-pabrik modern dewasa ini seyogyanya berperan aktif dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan sumber daya alam melalui proses produksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip sustainable. Pihak Industri dituntut lebih kreatif dalam memilih sumber-sumber bahan baku yang terbarukan (renewable) dan bisa di daur ulang (recycle).

Ajinomoto Peduli terhadap pelestarian alam melalui proses produksi yang ramah lingkungan.
Pabrik Ajinomoto Indonesia di Mojokerto, Jawa Timur yang didirikan tahun 1969 berlokasi di tepi Sungai Brantas.  Pabrik ini memproduksi aneka penyedap masakan seperti MSG, Masako dan Sajiku yang telah bertahun-tahun melekat di hati masyarakat Indonesia.

Ajinomoto Global telah mencanangkan target zero emission dan  zero waste, termasuk di Pabrik Ajinomoto Mojokerto yang meliputi serangkaian tindakan untuk meminimalkan dan mengurangi pencemaran sampai ke titik nol.

AjinomotoUntuk mengurangi emisi karbon dari aktivitas produksi, Pabrik Ajinomoto Mojokerto telah memasang mesin kogenerasi yang bertujuan mengurangi emisi karbon dan sekaligus menghemat penggunaan energi.

Air dari Sungai Brantas yang dipakai untuk proses produksi dan pendinginan mesin turbin, juga diolah kembali melalui wastewater treatment sehingga ketika disalurkan kembali ke Sungai Brantas bahkan kualitas airnya menjadi lebih baik dan bersih.

Adapun mengenai sisa hasil dari proses produksi di pabrik, saat ini total keseluruhannya sudah berhasil dimanfaatkan dan digunakan kembali sebagaimana halnya prinsip 3 R (Reduce – Reuse – Recycle).

Contoh nyata peran Ajinomoto dalam menerapkan sistem produksi yang ramah lingkungan adalah praktek biocycle tebu dan biocycle ayam untuk produksi MSG dan Masako.

Tetes tebu adalah merupakan bahan baku pembuatan MSG Ajinomoto, dimana dalam proses produksinya menghasilkan co-product berupa pupuk cair Amina.  Pupuk cair Amina diantaranya dipakai sebagai pupuk di perkebunan tebu yang tebunya diolah di pabrik gula untuk menghasilkan gula, serta by-product tetes tebu yang akhirnya tetes tebu inilah dipakai untuk pembuatan MSG Ajinomoto.

Demikian pula dengan produksi Masako, sisa-sisa tulang ayam diproses oleh pabrik pengolahan untuk menjadi tepung tulang (bone meal), tepung tulang tersebut merupakan salah satu bahan baku pembuatan makanan ternak.  Makanan ternak ini dikonsumsi oleh ayam dan akhirnya ayam itu digunakan untuk pembuatan Masako sehingga terciptalah suatu biocycle yang mendukung prinsip proses produksi berkesinambungan (sustainable) dan sekaligus ramah lingkungan.
(Ajinomoto Indonesia CSR Committee)/yto

http://koran.republika.co.id/berita/52682/Ajinomoto_CSR_Proses_Produksi_yang_Ramah_Lingkungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar